ANEMIA
PADA PEKERJA
Masalah
gizi masih menjadi masalah yang banyak terjadi pada semua kalangan di Indonesia
tidak terkecuali pada pekerja. Masalah gizi pada pekerja dapat menjadi pemicu
terganggunya proses bekerja. Produktivitas kerja setiap orang tergantung dari
tersedianya zat gizi di dalam tubuh. Kekurangan konsumsi zat gizi bagi
seseorang dari standar minimum umumnya akan berpengaruh terhadap kondisi
kesehatan, aktivitas dan produktivitas kerja. Terutama apabila pekerja
mengalami anemia gizi besi.
Anemia
mempengaruhi setengah milliar wanita usia reproduksi di seluruh dunia. Pada
tahun 2011, sebanyak 29% (496 juta) dari wanita yang tidak hamil mengalami
anemia (WHO, 2014). Di Indonesia terdapat hampir 40 juta pekerja wanita dan 25
juta diantaranya dalam usia reproduksi (Badan Pusat Statistik, 2012 dalam
Kemenkes, 2015). Hasil studi menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada wanita
usia subur (WUS) sebesar 26,4% (SKRT, 2001 dalam Infodatin 2015). Berdasarkan
penelitian oleh Balai Besar Kesehatan Masyarakat Bogor di beberapa Industri
Menengah dan besar di Kabupaten Bogor, menunjukan 40% pekerja perempuan anemia.
A.
PENGERTIAN ANEMIA
Anemia
zat besi merupakan suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
lebih rendah dari normal (WHO, 2011). Pekerja Wanita merupakan kelompok yang
rentan terhadap anemia gizi utamanya karena kekurangan zat besi. Pekerja Wanita
Usia Subur menderita anemia bila kadar hemoglobin darah menunjukkan nilai
kurang dari 12 g/dL.
B.
TANDA DAN GEJALA ANEMIA
Ø 5
L (Lemah, Letih, Lesu, Lelah, Lunglai )
Ø Sakit
kepala dan pusing
Ø mata
berkunang-kunang,
Ø mudah
mengantuk,
Ø sulit
konsentrasi.
Ø Pucat
pada muka, kelopak mata, bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.
C.
DAMPAK ANEMIA PADA PEKERJA :
Ø Output
kerja 5-10% lebih rendah
Ø Kapasitas
kerja per minggu rata-rata 6,5 jam lebih rendah
Ø Pekerja
mudah sakit
Ø Mudah
terjadi kecelakaan kerja
Ø Angka
absensi meningkat
Ø Beresiko
perdarahan dan melahirkan bayi BBLR
D.
PENYEBAB ANEMIA
1. Asupan
zat gizi terutama protein dan zat besi kurang dari kebutuhan
2. Kebiasaan
mengkonsumsi zat penghambat penyerapan zat besi seperti Teh dan Kopi
3. Aktifitas
fisik berat
4. Kurangnya
pengetahuan pekerja wanita dalam pengolahan makanan dan penyajian makanan.
5. Tidak
rutin mengkonsumsi TTD (Tablet Tambah Darah)
6. Meningkatnya
pengeluaran zat besi dari tubuh (misalnya karena perdarahan akibat kecelakaan,
kehilangan darah akibat cacingan(perdarahan dinding usus), penyakit malaria
(memperparah keadaan anemia) dan kehilangan darah karena HAID.
7. Banyak
mengkonsumsi obat-obatan gastritis yang bersifat basa dapat menurukan
penyerapan zat besi
E.
PENCEGAHAN ANEMIA PADA PEKERJA
1. Makan
makanan yang banyak mengandung zat besi
-
Bahan makanan hewani : hati, daging berwarna merah, telur, ikan;
- Bahan makanan nabati: tempe, tahu,
kacang hijau, kacang merah;
- Sayuran hijau tua : kangkung, bayam, daun singkong, dan sawi hijau;
2. Makan
sayur dan buah yang banyak mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong,
bayam, jambu, tomat jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam usus.
3. Konsumsi
TTD (Tablet Tambah Darah) secara rutin , 1x seminggu ditambah setiap hari
selama 10 hari saat menstruasi. Minumlah dengan air putih, bukan teh,kopi,susu,
karena akan dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga
manfaatnya menjadi berkurang
4. Mengobati
penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia seperti: kecacingan, malaria
dan penyakit TBC
Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan. 2018. Pedoman Penanggulangan
Anemia Gizi Pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Jakarta: Kementerian
Kesehatan.
Kementerian Kesehatan. 2014. Pedoman Gerakan Pekerja
Perempuan Sehat dan Produktif (GP2SP). Jakarta: Kementerian Kesehatan.
Mohammad Fahmi Rasyidi., Trias Mahmudiono., Qonita
Rachmah. 2020. Hubungan antara Status
Gizi, Risiko Anemia, dan Ketahanan Pangan dengan Produktivitas Pekerja Bangunan.
Media Gizi Kesmas, Vol.10, No.1, Juni 2021. Halaman: 40-47
Salsabil Zatil Alwan Al Hazmi1., Nova Muhani. 2018. Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Anemia Pada Pekerja Wanita (Studi Kasus Di Pabrik
Triplek Lampung Utara). Jurnal Dunia Kesmas Volume 7. Nomor 4. Oktober 2018.
WHO. 2011. Haemoglobin Concentrations for the
Diagnosis of Anaemia and Assessment of Severity. Geneva: World Health
Organization